Tuesday, December 23, 2008

Apa salahnya menangis.....

Apa salahnya menangis, jika memang dengan menangis itu manusiamenjadi sadar. Sadar akan kelemahan-kelemahan dirinya, saat tiada lagi yangsanggup menolongnya dari keterpurukan selain Allah Swt. Kesadaran yangmembawa manfaat dunia dan akhirat.

Bukankah kondisi hati manusia tiada pernah stabil? Selalu berbolak balik menuruti keadaan yang dihadapinya.Ketika seseorang menghadapi kebahagiaan maka hatinya akan gembira dan saat dilanda musibah tidak sedikit orang yang putus asa bahkan berpaling darikebenaran.

Sebagian orang menganggap menangis itu adalah hal yang hina, ia merupakan tanda lemahnya seseorang. Bangsa Yahudi selalu mengecam cengeng ketika anaknya menangis dan dikatakan tidak akan mampu melawan musuh-musuhnya. Para orang tua di Jepang akan memarahi anaknya jika mereka menangis karena dianggap tidak tegar menghadapi hidup. Menangis adalah hal yang hanya dilakukan oleh mereka yang tidak mempunyai prinsip hidup.

Bagi seorang muslim yang mukmin, menangis merupakan buah kelembutan hati dan pertanda kepekaan jiwanya terhadap berbagai peristiwa yang menimpa dirinya maupun umatnya. Rasulullah Saw meneteskan air matanya ketika ditinggal mati oleh anaknya, Ibrahim. Abu Bakar Ashshiddiq ra digelari oleh anaknya Aisyah ra sebagai Rojulun Bakiy (Orang yang selalu menangis). Beliau senantiasamenangis, dadanya bergolak manakala sholat dibelakang Rasulullah Saw karenamendengar ayat-ayat Allah. Abdullah bin Umar suatu ketika melewati sebuah rumah yang di dalamnya ada sesorang sedang membaca Al Qur'an, ketika sampai pada ayat: "Hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam" (QS.Al Muthaffifin: 6). Pada saat itu juga beliau diam berdiri tegak dan merasakan betapa dirinya seakan-akan sedang menghadap Robbnya, kemudianbeliau menangis.

Lihatlah betapa Rasulullah Saw dan para sahabatnyabenar-benar memahami dan merasakan getaran-getaran keimanan dalam jiwamereka. Lembutnya hati mengantarkan mereka kepada derajat hamba Allah yang peka.

Bukankah diantara tujuh golongan manusia yang akan mendapatkan naungan pada hari dimana tiada naungan kecuali naungan Allah adalah orang yang berdoa kepada Robbnya dalam kesendirian kemudian dia meneteskan air mata? Tentunya begitu sulit meneteskan air mata saat berdo'a sendirian jika hati seseorangtidak lembut. Yang biasa dilakukan manusia dalam kesendiriannya justrumaksiat. Bahkan tidak sedikit manusia yang bermaksiat saat sendiri di dalam kamarnya seorang mukmin sejati akan menangis dalam kesendirian dikala berdo'a kepada Tuhannya. Sadar betapa berat tugas hidup yang harus diembannya di dunia ini.Di zaman ketika manusia lalai dalam gemerlap dunia, seorang mukmin akan senantiasa menjaga diri dan hatinya. Menjaga kelembutan dan kepekaan jiwanya. Dia akan mudah meneteskan air mata demi melihat kehancuran umatnya.Kesedihannya begitu mendalam dan perhatiannya terhadap umat menjadikannyaorang yang tanggap terhadap permasalahan umat. Kita tidak akan melihatseorang mukmin bersenang-senang dan bersuka ria ketika tetangganya mengalami kesedihan, ditimpa berbagai ujian, cobaan, dan fitnah. Mukmin yangsesungguhnya akan dengan sigap membantu meringankan segala beban saudaranya.Ketika seorang mukmin tidak mampu menolong dengan tenaga ataupun harta, dia akan berdoa memohon kepada Tuhan semesta alam.

Menangis merupakan sebuah bentuk pengakuan terhadap kebenaran. "Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Qur'an) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri) seraya berkata: "Ya Robb kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yangmenjadi saksi (atas kebenaran Al Qur'an dan kenabian Muhammad)". (QS. AlMaidah: 83).

Ja'far bin Abdul Mutholib membacakan surat Maryam ayat ke-16hingga 22 kepada seorang raja Nasrani yang bijak. Demi mendengar ayat-ayatAllah dibacakan, bercucuranlah air mata raja Habsyah itu. Ia mengakui benarnya kisah Maryam dalam ayat tersebut, ia telah mengenal kebenaran itu dan hatinya yang lembut menyebabkan matanya sembab kemudian menangis. Raja yang rindu akan kebenaran benar-benar merasakannya.Orang yang keras hatinya, akan sulit menangis saat dibacakan ayat-ayat Allah. Bahkan ketika datang teguran dari Allah sekalipun ia justru akantertawa atau malah berpaling dari kebenaran. Sehebat apapun bentuk penghormatan seorang tokoh munafik Abdullah bin Ubay bin Salul kepadaRasulullah Saw, sedikit pun tidak berpengaruh pada hatinya. Ia tidak peduli ketika Allah Swt mengecam keadaan mereka di akhirat nanti, "Sesungguhnyaorang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan neraka yang paling bawah. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapatkan seorang penolongpun bagimereka". (QS. An Nisa': 145)

Barangkali di antara kita yang belum pernah menangis, maka menangislah disaat membaca Al Qur'an, menangislah ketika berdo'a di sepertiga malam terakhir, menangislah karena melihat kondisi umat yang terpuruk, atau tangisilah dirimu karena tidak bisa menangis ketika mendengar ayat-ayatAllah. Semoga hal demikian dapat melembutkan hati dan menjadi penyejuk sertapenyubur iman dalam dada. Ingatlah hari ketika manusia banyak menangis dansedikit tertawa karena dosa-dosa yang diperbuatnya selama di dunia. "Maka mereka sedikit tertawa dan banyak menangis, sebagai pembalasan dari apa yangselalu mereka kerjakan". (QS At Taubah: 82).

Jadi apa salahnya menangis?.

1 comment:

  1. Betul! Menangis bukan kerana kalah atau tewas, tetapi menangis kerana mengaku kebenaran.....

    ReplyDelete